Bucket List Pulau Jawa
Akhirnya bucket list destinasi di Pulau Jawa udah terpenuhi!!
Malang, merupakan kota yang terletak di Jawa Timur juga merupakan kota dengan jumlah penduduk terbesar kedua di Indonesia. Kota Malang berada di dataran tinggi dan dikelilingi gunung-gunung salah satunya Gunung Semeru sehingga udaranya sejuk. Sebenernya kalo ditanya lebih sejuk di Kota Malang atau Kota Batu, saya bakalan jawab Kota Batu. Kota Batu lebih nyaman digunakan sebagai tempat istirahat setelah seharian capek, panas, polusinya Kota Malang belum lagi jaraknya yang tidak terlalu jauh sehingga tidak terlalu buruk jika harus pulang pergi Batu-Malang.
23 Juli 2017 lalu tepatnya 2 hari setelah kepulangan dari Singapura, kereta berangkat dari Bandung pukul 4 sore. Perjalanan ditempuh selama 16 jam perjalanan malam. Tiba di Stasiun Malang saat pagi hari, jadi mau kemana aja kita di Malang ? Banyak banget wisata di Malang, dari mulai pantai, gunung, wisata edukasi sampe wisata religi, bahkan waktu 1 minggu pun gacukup buat menjelajah Malang, so let's start the journey!!!!
Day 1
Hari pertama dimulai dengan destinasi yang masih berada di wilayah kota Malang, Kampung Jodipan. Jaman sekarang siapa yang gak tau kampung yang rumahnya di cat dengan warna warni di Malang, tentunya di Instagram sudah banyak wisatawan yang berfoto disitu bahkan Instagram menjadi alat untuk memperkenalkan keindahan dan ke unikan yang ada di Indonesia. Dahulunya Kampung Jodipan hanya kampung kumuh, singkat cerita mahasiswa-mahasiwa kreatif dari perguruan tinggi disana menyulap kampung tersebut menjadi lebih menarik. Untuk mempertahankan keunikan kampungnya, warkamsi (warga kampung sekitar) mengelolanya, setidaknya dapat menjadi pemasukan bagi warganya melalui retribusi tiket masuk ke kampungnya.
Kampung warna warni tersebut terbagi oleh sungai sehingga memiliki kedua sisi kanan dan kiri yang keduanya sama warna warni. Ternyata keduanya merupakan kampung yang berbeda sehingga nama kampungnya pun berbeda, Kampung Jodipan dan saya lupa satu lagi namanya apa hehe.
Destinasi kedua yaitu Museum Angkut Malang, letaknya tidak jauh dari Alun-Alun Kota Batu. Di Museum Angkut terdapat banyak sekali alat transportasi yang digunakan dari zaman dahulu hingga sekarang, kendaraan mobil dan motor klasik, pesawat dan masih banyak lagi.
Day 2
Dari pertama nyobain traveling pengen banget nyobain rasanya ngecamp pinggir pantai, akhirnya kesampean juga di Pantai Sendiki. Sebenernya dari Bandung kita gak bawa perlengkapan kemah seperti tenda, matras dan lain-lain karena pasti ribet bawa dan kita bukan mau naik gunung dan kebetulan juga teman yang sangat berbaik hati merupakan anak gunung sehingga hampir semua peralatan dia yang urus, dari mulai tenda sampe makan, gak tau diri juga sih hahaha.
Perjalanan ke Pantai Sendiki dapat ditempuh dengan 2 jam perjalanan dari Malang kota. Jalur yang dilalui tidak begitu sulit, sekitar 1 km sebelum tiba di parkiran jalan yang dilalui masih bebatuan dikelilingi perkebunan tebu namun pemandangan yang disuguhkan gak kalah kerennya, untuk benar-benar tiba di Pantai Sendiri harus berjalan dari parkiran kurang lebih 10 menit dengan jalur naik turun. Seperti kata pepatah, usaha tidak pernah membohongi hasil, "KEREN" udah itu aja pas nyampe di Pantai Sendiki untuk pertama kalinya.
FYI bagi kalian yang mau menginap/camping di Pantai Sendiki, kalian harus mengeluarkan uang lebih untuk biaya keamanan dan lain halnya. Tapi sangat recomended buat nyobain camping disana.
Day 3
Hari ke-3 masih di Pantai Sendiki, hingga siang hari sambil berfoto-foto. Perjalanan dilanjutkan untuk menyusuri beberapa pantai di Malang Selatan karena jarak pantainya yang berdekatan. Dari sekian banyak pantai, kami memutuskan untuk mengunjungi Pantai Balekambang, karena menurut rekomendasi pantainya bagus kayak di Bali. FYI untuk masuk pantai-pantai di Malang setiap pantai memiliki tarif masuk yang berbeda-beda. Keitung mahal sih karena terakhir kali ke Jogja menyusuri pantai selatan cuman dikenakan tarif pertama kali masuk sebesar Rp 10.000 dan kita udah bisa masuk ke pantai mana aja, jadi dipantainya cuman cukup bayar parkir doang gaperlu bayar lagi tiket masuk pantai, murah kan ? Tapi di Malang bisa sampe 25rb (tiket masuk+kendaraan) untuk sekali masuk. Semoga di Jogja tetep murah.
Karena setiap masuk pantai harus mengeluarkan uang untuk tiket masuk+kendaraan yang berbeda, akhirnya kita cuman ke 1 pantai doang karena hari masih panjang. Sayang juga kalo harus menghabiskan uang dihari itu. Irit sama pelit beda tipis.
Tiba di Batu sore hari, kita memutuskan untuk tidak pergi menyusuri tempat yang lain lagi karena harus menyiapkan fisik untuk perjalanan ke Bromo pukul 12 malam.
Day 4
Destinasi yang ditunggu-tunggu! BROMOOOO!!!!
Pukul 1 dinihari, sedang dalam perjalanan menuju pananjakan Bromo untuk melihat sunrise. Kita memutuskan untuk ikut trip gabungan Bromo karena hanya pergi 2 orang, kalo sewa jeep sendiri pasti mahal banget meskipun resikonya jadwal dan waktu yang gak bisa fleksibel.
Pukul 3 subuh kita sudah tiba di parkiran untuk menuju pananjakan Bromo, suhunya sangat dingin tapi masih kalah dingin dengan suhu Ijen waktu itu. Pergi bukan pada waktu musim liburan sudah terbayang bahwa gaakan penuh ternyata masih rame juga, banyak banget jeep yang terus berdatangan hingga pukul 4.30. Bapak supirnya bilang kalo trekking dilakukan pukul 5 subuh, karena lokasi parkir yang katanya tidak jauh dari lokasi sunrise.
Gerimis! Rasanya ingin berkata kasar saat tau kondisi diluar sedang gerimis, makin lama hujannya makin besar, gilak kecewanya setengah mati. Hingga pukul 5.00 kondisi diluar masih gerimis, kabut terus turun sampai tidak mungkin lagi untuk melihat sunrise. Awalnya sempet nego sama bapaknya kalo destinasi pananjakan ditukar dan kembali lagi nanti siang tapi bapaknya kekeuh gabisa, gini nih resiko ikut trip. Mau gimana lagi, kita nunggu didalam jeep sampe pukul 6.30 untuk melanjutkan ke destinasi selanjutnya.
Beruntunglah dari mulai pagi hingga siang hari hujan sudah tidak turun sehingga kita dapat melanjutkan ke destinasi berikutnya di Bromo, bayangkan jika hujan turun deras sampe siang. Gagal liburan namanya hehe.
Masing-masing lokasi di Bromo tuh punya namanya sendiri, tapi sayangnya saya lupa nama namanya hahaha, yang di inget cuman pasir berbisik
Trip berakhir pukul 13.00, kita tidak berniat untuk melanjutkan ke whist list selanjutnya karena kondisi badan yang cukup capek dan liburan kali ini emang direncanakan untuk liburan santai.
Day 5
Destinasi selanjutnya, Masjid Tiban. Wisata religi yang cukup terkenal di Malang. Dari Kota Batu dapat ditempuh selama 2 jam untuk menuju Masjid Tiban. Lokasinya yang berada di pemukiman padat penduduk sehingga cukup sulit menemukannya jika tidak bertanya pada warga sekitar. Masjid Tibang Malang menjadi destinasi yang banyak dikunjungi para wisatawan, konon masjid tersebut dibangun hanya dalam dalam 1 malam dan masih banyak lagi cerita yang dipercaya masyarakat tentang Masjid Tiban. Arsitektur masjid yang memang sangat megah membuat daya tarik tersendiri, kawasan tersebut juga merupakan kawasan pesantren. Tapi anehnya meskipun kawasan pesantren, saat tiba disana saya tidak menjumpai aktivitas santri-santri. Saking luasnya kaliya.
Karena hari terakhir sepertinya sayang juga kalo cmn ke 1 destinasi doang. Akhirnya kita memutuskan untuk ke Coban Talun. Jaraknya juga gak terlalu jauh dari penginapan, masih di sekitar Kota Batu. Sebenernya di Malang tuh masih banyak banget coban coban yang lainnya, tapi karena Coban Talun yang paling dekat dengan penginapan akhirnya memutuskan buat kesitu.
Untuk sampe ke Coban Talun harus menuruni ratusan anak tangga dulu. Gilak emang capek banget, pijakan tangganya juga belum benar benar nyaman. Kondisi masih tanah yang licin, juga belum ada pegangan. Pengelola masih memanfaatkan tali di beberapa turunan yang agak curam sebagai pegangannya. Kebayangkan pas naik capeknya kaya apa. Tapi usaha gapernah membohongi hasil
Kalo cuman 5 hari sebenernya sangat tidak cukup buat mengelilingi Kota Malang, sama kaya Bandung. Tinggal di Bandung aja rasanya masih belum bisa mengelilingi Bandung semuanya. Selalu ada yang baru, selalu ada yang unik lagi, tapi pilihannya cuman 2. Balik lagi ke tempat yang sama dengan experience yang mungkin masih sama, atau terus mencoba tempat baru yang bakalan terus ngasih experience yang berbeda.
Terimakasih.....semoga bermanfaat :)
23 Juli 2017 lalu tepatnya 2 hari setelah kepulangan dari Singapura, kereta berangkat dari Bandung pukul 4 sore. Perjalanan ditempuh selama 16 jam perjalanan malam. Tiba di Stasiun Malang saat pagi hari, jadi mau kemana aja kita di Malang ? Banyak banget wisata di Malang, dari mulai pantai, gunung, wisata edukasi sampe wisata religi, bahkan waktu 1 minggu pun gacukup buat menjelajah Malang, so let's start the journey!!!!
Day 1
Hari pertama dimulai dengan destinasi yang masih berada di wilayah kota Malang, Kampung Jodipan. Jaman sekarang siapa yang gak tau kampung yang rumahnya di cat dengan warna warni di Malang, tentunya di Instagram sudah banyak wisatawan yang berfoto disitu bahkan Instagram menjadi alat untuk memperkenalkan keindahan dan ke unikan yang ada di Indonesia. Dahulunya Kampung Jodipan hanya kampung kumuh, singkat cerita mahasiswa-mahasiwa kreatif dari perguruan tinggi disana menyulap kampung tersebut menjadi lebih menarik. Untuk mempertahankan keunikan kampungnya, warkamsi (warga kampung sekitar) mengelolanya, setidaknya dapat menjadi pemasukan bagi warganya melalui retribusi tiket masuk ke kampungnya.
from the top
Destinasi kedua yaitu Museum Angkut Malang, letaknya tidak jauh dari Alun-Alun Kota Batu. Di Museum Angkut terdapat banyak sekali alat transportasi yang digunakan dari zaman dahulu hingga sekarang, kendaraan mobil dan motor klasik, pesawat dan masih banyak lagi.
Day 2
Dari pertama nyobain traveling pengen banget nyobain rasanya ngecamp pinggir pantai, akhirnya kesampean juga di Pantai Sendiki. Sebenernya dari Bandung kita gak bawa perlengkapan kemah seperti tenda, matras dan lain-lain karena pasti ribet bawa dan kita bukan mau naik gunung dan kebetulan juga teman yang sangat berbaik hati merupakan anak gunung sehingga hampir semua peralatan dia yang urus, dari mulai tenda sampe makan, gak tau diri juga sih hahaha.
Perjalanan ke Pantai Sendiki dapat ditempuh dengan 2 jam perjalanan dari Malang kota. Jalur yang dilalui tidak begitu sulit, sekitar 1 km sebelum tiba di parkiran jalan yang dilalui masih bebatuan dikelilingi perkebunan tebu namun pemandangan yang disuguhkan gak kalah kerennya, untuk benar-benar tiba di Pantai Sendiri harus berjalan dari parkiran kurang lebih 10 menit dengan jalur naik turun. Seperti kata pepatah, usaha tidak pernah membohongi hasil, "KEREN" udah itu aja pas nyampe di Pantai Sendiki untuk pertama kalinya.
itu kalo menuju siang, mau nyobain itu aja harus antri giliran.
sendiri aja
Morning view di Pantai Sendiki
Day 3
Hari ke-3 masih di Pantai Sendiki, hingga siang hari sambil berfoto-foto. Perjalanan dilanjutkan untuk menyusuri beberapa pantai di Malang Selatan karena jarak pantainya yang berdekatan. Dari sekian banyak pantai, kami memutuskan untuk mengunjungi Pantai Balekambang, karena menurut rekomendasi pantainya bagus kayak di Bali. FYI untuk masuk pantai-pantai di Malang setiap pantai memiliki tarif masuk yang berbeda-beda. Keitung mahal sih karena terakhir kali ke Jogja menyusuri pantai selatan cuman dikenakan tarif pertama kali masuk sebesar Rp 10.000 dan kita udah bisa masuk ke pantai mana aja, jadi dipantainya cuman cukup bayar parkir doang gaperlu bayar lagi tiket masuk pantai, murah kan ? Tapi di Malang bisa sampe 25rb (tiket masuk+kendaraan) untuk sekali masuk. Semoga di Jogja tetep murah.
yang katanya kaya di Bali
Tiba di Batu sore hari, kita memutuskan untuk tidak pergi menyusuri tempat yang lain lagi karena harus menyiapkan fisik untuk perjalanan ke Bromo pukul 12 malam.
Day 4
Destinasi yang ditunggu-tunggu! BROMOOOO!!!!
Pukul 1 dinihari, sedang dalam perjalanan menuju pananjakan Bromo untuk melihat sunrise. Kita memutuskan untuk ikut trip gabungan Bromo karena hanya pergi 2 orang, kalo sewa jeep sendiri pasti mahal banget meskipun resikonya jadwal dan waktu yang gak bisa fleksibel.
Pukul 3 subuh kita sudah tiba di parkiran untuk menuju pananjakan Bromo, suhunya sangat dingin tapi masih kalah dingin dengan suhu Ijen waktu itu. Pergi bukan pada waktu musim liburan sudah terbayang bahwa gaakan penuh ternyata masih rame juga, banyak banget jeep yang terus berdatangan hingga pukul 4.30. Bapak supirnya bilang kalo trekking dilakukan pukul 5 subuh, karena lokasi parkir yang katanya tidak jauh dari lokasi sunrise.
Gerimis! Rasanya ingin berkata kasar saat tau kondisi diluar sedang gerimis, makin lama hujannya makin besar, gilak kecewanya setengah mati. Hingga pukul 5.00 kondisi diluar masih gerimis, kabut terus turun sampai tidak mungkin lagi untuk melihat sunrise. Awalnya sempet nego sama bapaknya kalo destinasi pananjakan ditukar dan kembali lagi nanti siang tapi bapaknya kekeuh gabisa, gini nih resiko ikut trip. Mau gimana lagi, kita nunggu didalam jeep sampe pukul 6.30 untuk melanjutkan ke destinasi selanjutnya.
Beruntunglah dari mulai pagi hingga siang hari hujan sudah tidak turun sehingga kita dapat melanjutkan ke destinasi berikutnya di Bromo, bayangkan jika hujan turun deras sampe siang. Gagal liburan namanya hehe.
Masing-masing lokasi di Bromo tuh punya namanya sendiri, tapi sayangnya saya lupa nama namanya hahaha, yang di inget cuman pasir berbisik
Pasir Berbisik
spotnya gak terlalu mainstream kayanya
ini juga
Trip berakhir pukul 13.00, kita tidak berniat untuk melanjutkan ke whist list selanjutnya karena kondisi badan yang cukup capek dan liburan kali ini emang direncanakan untuk liburan santai.
Day 5
Destinasi selanjutnya, Masjid Tiban. Wisata religi yang cukup terkenal di Malang. Dari Kota Batu dapat ditempuh selama 2 jam untuk menuju Masjid Tiban. Lokasinya yang berada di pemukiman padat penduduk sehingga cukup sulit menemukannya jika tidak bertanya pada warga sekitar. Masjid Tibang Malang menjadi destinasi yang banyak dikunjungi para wisatawan, konon masjid tersebut dibangun hanya dalam dalam 1 malam dan masih banyak lagi cerita yang dipercaya masyarakat tentang Masjid Tiban. Arsitektur masjid yang memang sangat megah membuat daya tarik tersendiri, kawasan tersebut juga merupakan kawasan pesantren. Tapi anehnya meskipun kawasan pesantren, saat tiba disana saya tidak menjumpai aktivitas santri-santri. Saking luasnya kaliya.
depannya aja kaya sempit, belakangnya luas parah
Karena hari terakhir sepertinya sayang juga kalo cmn ke 1 destinasi doang. Akhirnya kita memutuskan untuk ke Coban Talun. Jaraknya juga gak terlalu jauh dari penginapan, masih di sekitar Kota Batu. Sebenernya di Malang tuh masih banyak banget coban coban yang lainnya, tapi karena Coban Talun yang paling dekat dengan penginapan akhirnya memutuskan buat kesitu.
Untuk sampe ke Coban Talun harus menuruni ratusan anak tangga dulu. Gilak emang capek banget, pijakan tangganya juga belum benar benar nyaman. Kondisi masih tanah yang licin, juga belum ada pegangan. Pengelola masih memanfaatkan tali di beberapa turunan yang agak curam sebagai pegangannya. Kebayangkan pas naik capeknya kaya apa. Tapi usaha gapernah membohongi hasil
pemandangannya ciamik parah
Terimakasih.....semoga bermanfaat :)
0 komentar